Minggu, 31 Maret 2013

Asal Usul dan Kejadian Manusia Persepektif Al-Quran



PENDAHULUAN


1.1  Latar balakang
Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dorongan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah dengan manusia dia tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam sekitarnya.
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt. Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsure kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum.
Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi memikirkan tentang status dn tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al-Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu. Maka dari itu sebagai penulis saya bermaksud menerangkan dan menganalisis ayat-ayat dan hadist tentang penciptaan manusia secara rinci.

1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.2.1 Ayat-ayat apa saja dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang proses kejadian manusia?

1.2.2 Bagaimanakah penghayatan ayat-ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang asal-usul manusia?

1.2.3  Bagaimanakah hadist yang menjelaskan tentang kejadian dan asal usul manusia?

1.2.4  Apa Tujuan dan Tugas Manusia diciptakan menurut Al-Quran?


1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.3.1    Mengetahui Ayat-ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang proses kejadian manusia.

 1.3.2  Mengetahui Ayat-ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang Asal- usul Kejadian Manusia.

1.3.3   Mengetahui Hadist yang menjelaskan tentang kejadian dan asal usul manusia.

1.3.4   Mengetahui Tujuan dan Tugas Manusia diciptakan menurut Al-Quran

           
1.4 Ruang lingkup

Ruang lingkup yang saya tulis dalam makalah ini merupakan fokus terhadap ayat-ayat Al-Quran dan Al-Hadist yang didalamnya terkandung tentang proses, asal usul penciptaan/kejadian manusia sejak dalam rahim sampai menjadi khalifah dimuka bumi ini.


BAB II
KAJIAN  PUSTAKA

2.1 Manusia
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang
ABINENO J. I
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana"
UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.
I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.

PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.

2.2 Proses Penciptaan Manusia Menurut Pandangan Ilmu Pengetahuan Umum
Penjelasan tentang proses penciptaan manusia sebelum dijelaskan menurut pandangan ilmu pengetahuan umum Allah SWT sudah terlebih dahulu mejelaskan perihal kejadian tersebut dalam Al Qur’an seperti dalam surat Al-Mu’min, 40 : 67 bahwa Manusia adalah keturunan Nabi Adam As, jasmaninya berproses dari saripati tanah. Tumbuh-tumbuhan menghisap saripati tanah itu dan hewan memakan sebagian tumbuh-tumbuhan. Manusia memakan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Ini berarti ke dalam tubuh manusia telah masuk unsur saripati tanah.

Sebagian saripati makanan (saripati tanah), berproses manjadi nuthfah (air yang berisi spermatozoa, disebut sperma) yang terdapat pada laki-laki (suami). Melalui proses senggama, nuthfah masuk ke dalam qarar (rahim atau kandungan ibu). Di dalam rahim, nuthfah (sperma) bertemu dengan sel telur atau ovum, sehingga terjadi pembuahan.

2.3  Proses Penciptaan Manusia Menurut ilmu Biologi
 Menurut ilmu Biologi, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan asal kejadiannya adalah dari tanah. Hal ini telah dibuktikan dengan menggunakan metode abu bekas bakaran dari makhluk hidup tersebut. Hasil penelitian tersebut diketahui bahwa unsur-unsur asli yang ada pada manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan sama dengan unsur-unsur yang terdapat dalam tanah, yaitu Oksigen ( O ), Hidrogen ( H ), Zat Belerang ( S ), Zat Arang ( C ), Kalium ( K ), Natrium ( Na ), Yodium ( J ), Asam Arang ( CO2 ), Air ( H2O ) dan zat-zat lainyya yang berfungsi sebagai pelengkap.

Senada dengan pendapat di atas, Prof. Bahi Khuli mengemukakan bahwa ada unsur yang sama antara debu dan jasad manusia. Unsur-unsur tesebut adalah : Oksigen = 63 % - Karbon = 20,20 % - Hidrogen = 9,90 % - Nitrogen = 2,50 % - Kalsium = 2,45 % - Phaspor = 1,01 % - Klor = 0,16 % - Fhlor = 0,14 % - Kaporit = 0,14 % - Photasium = 0,11 % - Sodium = 0,10 % - Magnesium = 0,07 % - zat besi = 0,01 % - Yodium+Silikon+Magnet = Molekul atom.
2.4 Perbandingan Asal-usul Manusia Menurut Al-Quran dan Ilmu Dunia
Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi memikirkan tentang status dn tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al-Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu.
Untuk memahami informasi tersebut secara mendalam, ahli-ahli kimi, biologi, dan lain-lainnya perlu dilibatkan, agar dalam memahami ayat-ayat tersebut tidak secara harfiah. Yang perlu diingatkan sekarang adalah bahwa manusia oleh Allah, diharapkan menjadi khalifah ( pemilih atau penerus ajaran Allah ). Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam al-baqarah 30. kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang biasanya dihubunkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad saw wafat , baik pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa Muawiyah-‘Abbasiah.
Perlu diingat bahwa istilah khalifah pernah dimunculkan Abu bakar pada waktu dipercaya untuk memimpin umat islam. Pada waktu itu beliau mengucapkan inni khalifaur rasulillah, yang berarti aku adalah pelanjut sunah rasulillah. Dalam pidatonya setelah diangkat oleh umat islam, abu bakar antara lain menyatakan “selama saya menaati Allah, maka ikutilah saya, tetapi apabila saya menyimpang , maka luruskanlah saya”. Jika demikian pengertian khalifah, maka tidak setiap manusia mampu menerima atau melaksanakan kekhalifahannya. Hal itu karena kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua orang mau memilih ajaran Allah.
Sejarah asal mula manusia menurut Islam dan teori evolusi menurut para ahli. Begitu banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia.
Banyak para ahli mempercayai bahwa, kehidupan manusia berawal dari terpisahnya sebuah spesies hominid dari garis evolusi primata yang akan menurunkan simpanse dan gorila. Kemudian, hominid ini berkembang dan menurunkan manusia modern, Homo sapiens. pernyataan ini dipengaruhi oleh teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin.
Teori evolusi adalah suatu teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup pada masa lampau, beradaptasi dan mengalami perubahan bentuk bagian-bagian tubuhnya. biasanya, proses ini terjadi dalam waktu yang sangat lama. Proses ini disebut evolusi.
Teori evolusi mengatakan bahwa manusia merupakan keturunan dari hominid. Hominid adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri diantara manusia dan kera. Banyak fosil-fosil hominid ini tersebar di seluruh bagian dunia. Fosil hominid tertua yang pernah ditemukan adalah Australopithecus africanus. Hominid ini ditemukan di Afrika. Australopithecus memiliki kapasitas otak sebesar 450 cc. Hominid ini sudah bisa berjalan dengan posisi tegak. Posisi tegak ini sangat penting karena, posisi ini memberikan beberapa keuntungan bagi hominid ini. Contohnya hominid ini sudah bisa melihat benda dalam jarak yang jauh dan ia sudah bisa memindahkan berat ke tangan.
Sekitar 2 juta tahun yang lalu, muncullah Homo habilis, spesies ini diperkirakan merupakan keturunan dari Australopithecus africanus. Homo habilis sudah memiliki kemampuan untuk membuat peralatan-peralatan kasar dari batu-batuan dan tulang hewan. Mereka bertahan hingga sekitar 1,5 juta tahun yang lalu. Kemudian, mereka digantikan oleh Homo Erectus.
Homo erectus adalah jenis hominid yang kemungkinan besar merupakan keturunan dari Homo Habilis. Homo erectus memiliki kapasitas otak yang lebih besar daripada Homo habilis. Mereka sudah mamou membuat peralatan yang lebih halus dan rapi dari bebatuan dan tulang hewan.
Kemudian, Homo erctus menurunkan Homo Neanderthalensis. Homo Neanderthalensis hidup di gua-gua dan telah bisa mengubur orang mati. Di beberapa wilayah, mereka mampu bertahan sampai 40.000 tahun yang lalu. Akan tetapi, mereka punah dan digantikan Homo sapiens, manusia modern.









BAB III
PEMBAHASAN


3.1  Proses Kejadian Manusia menurut Al-Quran

1.  Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
"yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
Dan Allah juga berfirman dalam Qur’an Surat Al-Hijr :26

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering  (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)
           
2. Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :

"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)

     Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
           
            Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.

3.2  Asal- usul Kejadian Manusia menurut Al-Quran
Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa) adalah asal usul mausia, yaitu kita diciptakan tidak langsung seperti nabi Adam As. Dan Siti Hawa, namun ada beberapa proses yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an. Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis. Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14)
           
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).

Ibnu Mandzur rahimahullah berkata : " 'Alaqoh adalah binatang kecil yang ada di air yang menghisap darah, jamaknya 'Alaq" dan berkata juga :" Binatang merah kecil, ada di air, terkadang menempel di badan dan menghisap darah"[1]

Fairuz Abadi rahimahullah berkata :" 'Alaqoh adalah binatang kecil yang berada di air yang menghisap darah".[2]  Perkataan para Ahli tafsir terdahulu semuanya sama dan tidak keluar dari penafsiran ahli bahasa. Adapun sebagian Ahli tafsir zaman sekarang telah mengisyaratkan apa yang sesuai dengan penemuan – penemuan di zaman sekarang.

Ibnu 'Asyuur , ahli tafsir masa kini berkata : "Termasuk dari Mukjizat Alqur'an tentang keilmuan adalah penamaan janin fase ini dengan nama 'Alaqoh. Itu adalah penamaan yang sangat bagus dan serasi, karena telah diteliti bahwa bagian kecil yang terbentuk dari Nuthfah (yaitu 'Alaqoh ) dia punya daya hisap yang kuat yang menghisap darah dari ibu, karena dia menempel di urat-urat yang ada di rahim ibu, dimana darah disuplai kepadanya. Dan 'Alaqoh adalah segumpal darah yang membeku[3].


Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum.
Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan : "Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M itu". Selain itu beliau juga mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh sebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya.

Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :

6. Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia; Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan". (QS. Az Zumar (39) : 6).

3.3  Hadist tentang Kejadian dan Asal usul Manusia

1. Hadist tentang Proses Kejadian Manusia

عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قاَلَ ;حَدَّثَناَ رَسُوْلُ اللّهِ .صلم. وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ ; إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّه أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً ، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذاَلِكَ ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذاَلِكَ ،  ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِماَتٍ ; رِزْقِه ، وَأَجَلِه ، وَعَمَلِه ، وَهَلْ هُوَ شَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ - الحديث رواه أحمد -

a .  Kosa Kata
Orang yang terpercaya  : الْمَصْدُوْقُ    Benar-benar dihimpun / diproses    : لَيُجْمَعُ         Perut    : بَطْنِ          40 hari   : أَرْبَعِيْنَ يَوْماً        Dikirim ; diutus      : يُرْسَلُ
Untuk meniupkan / memasangkan      : فَيَنْفُخُ    4 ketentuan  : بِأَرْبَعِ كَلِماَتٍ           Orang yang celaka       : شَقِيٌّ               Orang yang beruntung       : سَعِيْدٌ

b. Terjemahan Hadis

“ Dari Ibnu Mas’ud RA, ia berkata : Telah bersabda kepada kami Rasulullah SAW – Beliau  adalah orang yang jujur dan terpercaya - ; “ Sesungguhnya seorang diantara kamu ( setiap kamu ) benar-benar diproses kejadiannya dalam perut ibunya selama 40 hari berwujud air mani; kemudian berproses lagi selama 40 hari menjadi segumpal darah; lantas berproses lagi selama 40 hari menjadi segumpal daging; kemudian malaikat dikirim kepadanya untuk meniupkan roh kedalamnya; lantas ( sang janin ) itu ditetapkan dalam 4 ketentuan : 1. Ditentukan ( kadar ) rizkinya, 2. Ditentukan batas umurnya, 3. Ditentukan amal perbuatannya, 4. Ditentukan apakah ia tergolomg orang celaka ataukah orang yang beruntung “ .Hadis ini masih ada kelanjutannya ( HR Ahmad ).

c. Penjelasan Hadis :

Hadis tersebut Dimuka menjelaskan proses kejadian manusia dalam rahim ibunya, yaitu 40 hari pertama berwujud “ Nutfah “ ( air mani laki-laki bersenyawa dengan sel telur perempuan ), 40 hari kedua berproses menjadi “ Alaqah “ ( segumpal darah ), 40 hari ketiga berproses menjadi “ Mudlghoh “ ( segumpal daging ).
 Hadis tersebut di muka lebih lanjut menjelaskan bahwa saat berwujud nudlghah itulah Allah SWT mengirim malaikat untuk memasangkan roh kepadanya bersamaan dengan ditetapkannya 4 ketentuan sebagaimana telah disebutkan dalam hadis.

2. Hadist tentang Asal usul Manusia

Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :

"Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam"
     (HR. Bukhari-Muslim)

Disamping Allah SWT menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalam Al-Qur’an. Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :

"Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari)


3.4  Tugas Manusia Dimuka Bumi

Didalam Al-Qur’an ada tiga istilah yang digunakan untuk menunjuk manusia yaitu : (1). Menggunakan huruf alif, nun, sin, semacam: insan, ins, nas, dan unas. (2). Menggunakan bashar (3). Menggunakan kata bani Adam dan Zuriyat Adam. Sejatinya kita sudah tau apa tugas kita dimuka bumi ini, kita diciptakan allah SWT sebagai Abdillah (abdinya Allah) dan Khalifah.

1. Manusia Sebagai Abdillah
            Kita hidup didunia ini tidak semata-mata untuk bersenang-senang, berpoya - poya dan melakukan hal-hal diluar norma yang sudah alllah SWT gariskan, tidak tahu bahwa nanti kita akan memasuki alam akhirat dan tidak tahu akan ada hari pembalasan. Padahal kita hidup didunia ini yaitu untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah SWT, sesuai dengan Firman Allah :

Q.S Adzariyat 56.
56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Manusia dan jin diperintahkan menyembah Allah SWT, wajib tunduk kepada peraturan Allah SWT, mereka dijadikan atas kehendak-Nya tidak ada seorangpun yang dapat memberikan mampaat atau mendatangkan mudharat karena semuanya adalah dengan kehendak Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah : 31
“ …. Tidaklah mereka itu diperintahkan untuk menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

2. Manusia Sebagai Khalifah (Pemimpin)

Nabi Adam AS. Diturunkan kebumi ini untuk menjadi pemimpin yang mengelola bumi, karena manusia mahluk yang sempurna, buktinya dengan kemajuan yang dilahirkan oleh manusia baik dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju. Manusia juga sebagai pemimpin, bagaimana mengatur kesetabilan kehidupan dunia supaya aman, damai, dan sejahtera.

Allah SWT berfirman dalam Qur’an Surat Al-Baqoroh : 30

30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Dalam Al-Qur’an Surat AL-Araf 12
12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah".





 


BAB IV
PENUTUP


4.1 Kesimpulan

Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup.
Adapun tahap kejadian manusia yaitu;tahap kejadian pertama(Adam);tahap kejadian kedua(Hawa);dan tahap kejadian ketiga(semua keturunan Adam dan hawa)

4.2 Saran

Perlunya bagi kita umat Islam untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai ayat-ayat al-Qur`an. Karena al-Qur`an sebagai pegangan hidup dan di dalamnya telah tertera dengan jelas mengenai segala sesuatunya termasuk ayat Al-Quran yang menyangkut tentang proses penciptaan/terbentuknya atau dengan kata lain kejadian manusia. Tidak sepatutnya kita saling menyombongkan diri, menyalahkan dan membenarkan diri atau takkabur terhadap sesama, karena manusia hanyalah hamba yang lemah  yang hanya diciptakan dari tanah serta tetes air hina. Semua yang berkuasa  dan yang patut sombong hanyalah Allah Azza Wajallah. Maka dari itu mari kita saling menjaga dan intropeksi serta belajar untuk menjadi manusia yang ideal dan manusia yang mempunyai insan  iman dan takqwa.











DAFTAR PUSTAKA


M.Zaky. 2005. Pendidikan Agama Islam. Bandung : PT Indah Jaya Adipratama
M.Qura’isyhab. 2001. Wawasan AlQur’an. Bandung : Mizan
Nata, Abudin. 2010. Tafsir ayat-ayat Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Hamka . 1982. Tafsir Al-Azhar. Jakarta : PT Pustaka Panjimas

Hatta , Ahmad. 2009. Tafsir Quran Perkata. Jakarta : Maghfirah Pustaka

Basri, Hasan. 2009. Filsafat Pendidikan. Bandung.CV.Pustaka Setia
http://adisuryadi-pendidikan.blogspot.com/2011/06/makalah-asal-usul-manusia.html
http://harlisa123.blogspot.com/2012/03/makalah-tafsir-tarbawi-tentang-kejadian.html
http://adisuryadi-pendidikan.blogspot.com/2011/06/makalah-asal-usul-manusia.html





















[1] Oleh Ibnu Mandzur dalam Lisanul 'Arab, juz 10 hlm. 261
[2] Oleh Fairuz Abadi,  dalam al-Qamus al-Muhith, hlm.1175
[3] Oleh Ibnu 'Asyuur, at-Tahrir wat Tanwir, juz 1, hlm.282